Lagu Cublak cublak suweng ditulis Sunan Giri sebagai dakwah menyebarkan agama Islam, pada lagu cublak cublak suweng ini beliau berpesan untuk mencari kekayaan duniawi jangan mengikuti hawa nafsu tetapi kembali ke hati nurani, hati yang bersih, mementingkan kehidupan diakhirat nanti. Dengan mengutamakan akhirat, kebahagiaan dunia akan mengikuti.
Kata suweng pada lagu ini sangat ditekankan, suweng diartikan sebagai; Suwung, Sepi, Sejati atau Harta Abadi. Sedangkan gelenter dalam bahasa jawa berarti beresakan, karena sesungguhnya harta yang kita cari sudah berserakan dipelosok bumi.
Gudel adalah istilah yang digunakan masyarakat jawa sebagai anak kerbau untuk melambangkan orang bodoh. kalimat "mambu ketundhung gudèl" Bermakna bahkan orang bodoh (minim pendidikan) mencari harta duniawi tersebut dengan penuh nafsu ego, tindakan korupsi, jual beli jabatan tujuannya untuk mencari kebahagiaan sesaat.
Orang bodoh tersebut seperti orang tua ompong yang sedang kebingungan (Pak empo lera-lere). Meskipun berlimpah harta, namun bukan harta atau kebahagiaan abadi. Mereka kebingungan dan selalu gelisah karena dikuasai oleh keserakahannya sendiri.
Sopo ngguyu Ndhelikake = Siapa tertawa dia yg menyembunyikan. Mengandung pesan bahwa siapa yang bijaksana, merekalah yang menemukan kebahagian abadi yang hakiki. Mereka adalah orang orang yang tersenyum dalam menjalani setiap cerita hidup, walaupun berada hidup tengah-tengah dunia yang penuh keserakahan.
Sir (hati nurani/suara hati) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Maksudnya hati nurani yang kosong. Untuk sampai kepada kebahagiaan abadi harus menghindari dari kecintaan kepada kekayaan duniawi, rendah hati, tidak meremehkan orang lain, serta selalu melatih kepekaan Sir / hati nuraninya.
Labels: Jawa Timur, Lagu Daerah